CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 03 Oktober 2009

Duka ibu pertiwi

Beberapa hari yang lalu tepatnya hari rabu, aku pulang kantor agak telat sehingga sampai dirumah sudah pukul 17.00 wib. Seperti kebiasaan aku pulang pasti nonton berita di metro atau tv one. Untuk melihat perkembangan kasus laptop nurdin m top.

Petir dan kilat bersahut sahutan diatas sana, akhirnya aku memutuskan untuk mematikan televisi pada pukul 17.15 wib, kemudian aku keluar rumah dengan tujuan memasukkan sepeda motor ke rumah, sepertinya hujan bakalan turun.

Tiba-tiba dari dalam rumah adek ku berteriak mengatakan

Adek : Mbak, gempa ta ?

Yulie : gak tuch,

Adek : masa , ranjang dikamar aja bergetar

Yulie : baik-baik aja , kamu yang pusing kale

Adek : iya coba mbak berdiri dan lihat lah pohon-pohon diluar sana

Yulie : ternyata iya, pohon-pohon dan air yang diatas meja bergelombang

Iya gempa tutur ku pada adek, terus ku bilang lagi keluar dan pada saat itu hampir semua tetangga ku lari keluar rumah ketakutan dan berteriak.

Dan ku bilang pada adek ku mungkin gempa dipadang karena getarannya terasa sekali.

Hampir 3 menit dan itu kuat sekali.

Setelah itu aku masuk ke rumah langsung lihat berita , ternyata benar gempa yang terjadi dipariaman 7.6 SR.

Puluhan kilo meter dari pulau tempat aku tinggal, aku berpikir satu hal gimana kalau ada gempa susulan dan berpotensi tsunami. Pasti tempat kami tinggal akan tenggelam karena didepan pulau kami adalah selat malaka.

Pokoke dah pasrah aja klau udah takdir Tuhan mau gimana lagi.dan pas paginya tepat jam 8.40 gempa lagi aduh pusingnya sampe sekarang belum hilang.

Ujian demi ujian diberikan ke kita, rasanya belum genap 1 bulan gempa ditasik Malaya kita dikagetkan lagi dengan gempa dipariaman, tanda sadar aku menangis, betapa kerdilnya manusia dan binasa juga karena ulah manusia.

Setiap hari aku melihat berita tentang gempa, bertapa terpukulnya melihat rumah yang rata dengan tanah, puing-puing yg berserakan, jerit tangis dimana-mana yang terasa menyayat hati kita.

Tidak ada yang pernah berharap untuk berpisah, tapi klau perpisahan karena terpaksa siapa yang siap untuk menerima. Seandainya pergi dalam keadaan sakit mungkin kita masih ikhlas.

Tapi bila pergi dalam keadaan sehat- sehat saja malah terjadi interaksi itu sangat luar kesadaran kita.

3 menit…….

Ratusan nyawa hilang dalam hitungan 3 menit,

Anak-anak menangis dan berteriak histeris

Ibu-ibu dan nenek-nenek meratapi

Rumah yang rata dengan tanah

Semua orang berlarian

Dan berhambaran

tanpa arah tujuan

Setelah gempa itu reda

Banyak orang diluar sana

Berdiri, menangis, binggung, sedih dan mungkin juga kaget

Banyak sahabat,handai taulan dan kerabat

Berharap-harap cemas

Menanti kabar berita dari tim sars

Semua impian buyar

Semua senyum sirna

Yang tersisa kepedihan,kesedihan dan airmata

Mungkin TUHAN menyentil kita

Agar kita ramah dengan lingkungan

Bersahabat dengan alam

Dan tidak lupa selalu mengingat-Nya

Mungkin TUHAN juga mulai murka

Melihat tingkah kita

Yang selalu mendewakan harta dunia.

Mari kita berdoa untuk para saudara kita yang tertimpa musibah agar mereka diberikan kekutan dan ketabahan.

Dan semoga ada mukjizat disana yang membuat mereka lebih tegar menghadapi semua ini, kita saudara mereka mari kita doakan AL FATIHAH untuk mereka yang sudah mendahului kita agar tenang disisi-Nya. Dan ALLAH mempermudah jalan mereka.

Alhamdulilah siswa ku cukup peduli dengan kondisi ini, mereka berusaha mengumpulkan dana dari kelas ke kelas dan menjual makanan dan minuman untuk mengumpulkan dana. Dan sebagian besar berusaha mencari pakaian layak pakai untuk disumbangkan disana, mereka bilang walau kami tak seiman mereka adalah saudara kita. Dan mereka sangat-sangat membutuhkan bantuan dan sumbangan kita. Walau tidak banyak tapi mampu meringankan beban mereka.

Doakan ya teman-teman mudah-mudahan mereka dipermudah dalam mengumpulkan rupiah, karena niat mereka begitu tulus dan mereka juga melaku do`a lintas agama.

0 Comments:

Post a Comment



Cerita sohib gue

yang nongkrongin blog gue

jumlah pengunjung