CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 02 Maret 2009

Kisah cinta zahrana 8

Bab 8

Persiapan perhelatan akad nikah dan walimatul ursy
di rumah Zahrana nyaris sempurna. Besok acara
pernikahan itu akan berlangsung. Rumah itu kini ramai
dengan orang. Anak-anak kecil berlarian main kejarkejaran.
Pengeras suara telah dipasang. Lagu-lagu khas
pesta pernikahan dinyalakan. Sore itu syair lagu dari
group kasidah Nasyida Ria berkumandang,
Duhai senangnya pengantin baru.
Duduk bersanding bersenda gurau.
Zahrana tersenyum. Besok ia akan mengalaminya.
Duduk bersanding dengan suaminya. Zahrana ingin
membantu kaum ibu di dapur menyiapkan segala
sesuatu. Tapi mereka meminta Zahrana istirahat saja.
Maka setelah shalat Isya ia langsung tidur, agar besok ia
benar-benar fresh dan segar.
Lagu-lagu bahagia masih mengalun. Di luar
kamarnya kesibukan terus berjalan sebagaimana
mestinya. Anak-anak kecil tertawa-tertawa bahagia.
Mereka berlarian sambil memegang kue di tangannya.
Zahrana tidur dalam kebahagiaan tiada terkira. Lagu
yang terakhir ia dengar adalah alunan suara Nasyida
Ria,
Duhai senangnya pengantin baru.
Duduk bersanding bersenda gurau.
Ia benar-benar tidur pulas dan nyenyak. Jam
setengah tiga malam ia dibangunkan. Tidur bahagianya
hilang. Ia kaget ada keributan. Ibunya menangis
menjerit-jerit seperti orang kesurupan. Bapaknya terpekur
di kursi seperti patung. Linalah yang membangunkannya.
"Ada apa ini Lin?" tanyanya heran. Ada kecemasan
luar biasa yang tiba-tiba masuk dalam hatinya.
Lina yang ia tanya malah menangis.
"Rahmad Rana? Rahmad calon suamimu Rana!"
"Ada apa dengan Rahmad?"
Lina tidak menjawab malah semakin keras terisakisak.
Paman Rahmad yang ternyata ada di situ menjawab,
"Rahmad telah tiada, Anakku! Rahmad meninggal
dunia!"
"Apa!!?" Ia kaget bagai tersengat listrik beribu-ribu
volt.
"Rahmad mati tertabrak kereta api!" lanjut Paman
Rahmad.
"Oh tidak! Tidak! Tidaaak!" Zahrana menjerit
histeris. Jeritannya menyayat hati siapa saja yang
mendengarnya. Setelah itu ia pingsan seketika.
Semua yang ada di rumah itu terpukul. Para
tetangga Zahrana yang mengetahui apa yang sesungguhnya
terjadi ikut sedih dan meneteskan airmata.
Para tetangga itu lalu bertanya satu-sama-lain,
"Kenapa ini bisa terjadi? Bagaimana Rahmad bisa
tertabrak kereta api? Di malam menjelang akad nikah,
bukankah sebaiknya ia di rumah saja istirahat? Kenapa
bisa sampai tertabrak kereta api? Apa yang ia lakukan
sebenarnya?"
Paman Rahmad menjelaskan,
"Habis shalat Maghrib tadi ada yang menelpon
hpnya. Katanya teman lama ingin bertemu di Pasar
Mranggen. Rahmad minta temannya itu datang ke
rumah saja. Tapi temannya itu mengatakan tidak bisa.
Temannya itu memaksa Rahmad pergi menemuinya.
Karena berkaitan dengan bisnis yang sangat pen ting. Dan
Rahmad akan diajak sedikit mengetahui prospeknya.
Akhirnya Rahmad pergi. Sekalian beli peci baru.
Sebenarnya keluarga melarang, tapi Rahmad memaksa
pergi. Ia memaksa pergi sendirian. Saudara sepupunya
mau ikut bersamanya tapi dilarangnya dengan alasan
tenaga saudara sepupunya itu sangat dibutuhkan di
rumah.
Sampai jam sepuluh malam Rahmad belum juga
pulang. Sebagian orang cemas, sebagian yang lain
marah, Rahmad tidak segera pulang malah begadang
dengan temannya yang tak dijelaskan siapa.
Tepat tengah malam tadi dua orang polisi datang.
Mereka memberitahu ada mayat tertabrak kereta api,
dan dari KTP di dompetnya diketahui bernama Rahmad.
Sebagian orang memastikan ke tempat kecelakaan. Dan
benar mayat yang berlumuran darah itu memang
Rahmad."
Mendengar cerita itu semua diam. Semua membisu.
Semua larut dalam kesedihan yang dalam. Zahrana
masih pingsan.

0 Comments:

Post a Comment



Cerita sohib gue

yang nongkrongin blog gue

jumlah pengunjung