CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 30 September 2009

Terlanjur cinta

Bagaimana kalau sudah terlanjur cinta pada sosok ini ?

aku jatuh cinta pada sosok bocah cilik yang menulis puisi begitu indahnya, dia putra mbak helvy penulis dan juga dosen sastra di UI dan mas tomy seorang jurnalis.

Sudah berulang kali aku membaca puisi yang ditulisnya saat berusia 5 tahun, tapi entah kenapa setiap saat disudut mata ku akan turun tetes demi tetes air bening yang akan tumpah dengan sendirinya, jantung ku mulai berdetak kencang dan hati seperti digelitik.

Dia pernah mengatakan” bunda, aku mencintai bunda seperti aku mencintai surga.” saat itu usianya baru 3 tahun , sampai aku berpikir beruntung sekali mbak helvy memiliki putra sepintar faiz.

Saat usianya 5 tahun faiz sudah mulai menulis puisinya dikomputer dengan judul

Puisi Bunda 1

Engkaulah yang menuntunku

Kejalan kupu-kupu

Puisi bunda 2

Engkau adalah puisi abadi

Yang tak pernah ku temukan dalam

Dalam buku.

Begitu indah nya kalimat yang dirangkai oleh faiz kecil buat bundanya, mungkin karena waktu masih didalam rahim mbak helvy telah terbiasa membuat puisi dan bercerita kepadanya tentang berbagai hal yang telah ia alami, sejak didalam kandungan dia telah diajarkan tentang keprihatinan, kerja keras, keuletan, rasa kasih dan sayang terhadap sesama.

Kecintaan Faiz terhadap orangtuanya, pastilah karena lingkungan interaksinya di rumah yang penuh kasih sayang pula.

Saya kutipkan 2 ungkapannya yang orisinal (dari "Ayah

Bundaku") dan mengharukan berikut ini:

Ayah Bunda

kucintai kau berdua

seperti aku

mencintai surga

Semoga Allah mencium ayah bunda

dalam tamanNya terindah

nanti

(Januari 2002)

Pada saat kelas II SD Faiz ikut Lomba Menulis Surat untuk Presiden RI sehubungan dengan Hari Anak Nasional2003 dan jadi pemenang pertama.

SURAT BUAT IBU NEGARA

Kepada Yang Terhormat

Presiden Republik Indonesia

Megawati

Di Istana

Assalaamualaikum.

Ibu Mega, apa kabar?

Aku harap ibu baik-baik seperti aku saat ini.

Ibu, di kelas badanku paling tinggi.

Cita-citaku juga tinggi.

Aku mau jadi presiden.

Tapi baik.

Presiden yang pintar,

bisa buat komputer sendiri.

Yang tegas sekali.

Bisa bicara 10 bahasa.

Presiden yang dicintai orang-orang.

Kalau meninggal masuk surga.

Ibu sayang,

Bunda pernah cerita

tentang Umar sahabat Nabi Muhammad.

Dia itu pemimpin.

Umar suka jalan-jalan

ke tempat yang banyak orang miskinnya.

Tapi orang-orang tidak tahu kalau itu Umar.

Soalnya Umar menyamar.

Umar juga tidak bawa pengawal.

Umar jadi tahu

kalau ada orang yang kesusahan di negerinya

Dia bisa cepat menolong.

Kalau jadi presiden

aku juga mau seperti Umar.

Tapi masih lama sekali.

Harus sudah tua dan kalau dipilih orang.

Jadi aku mengirim surat ini

Mau mengajak ibu menyamar.

Malam-malam kita bisa pergi

ke tempat yang banyak orang miskinnya.

Pakai baju robek dan jelek.

Muka dibuat kotor.

Kita dengar kesusahan rakyat.

Terus kita tolong.

Tapi ibu jangan bawa pengawal.

Jangan bilang-bilang.

Kita tidak usah pergi jauh-jauh.

Di dekat rumahku juga banyak anak jalanan.

Mereka mengamen mengemis.

Tidak ada bapak ibunya.

Terus banyak orang jahat

minta duit dari anak-anak kecil.

Kasihan.

Ibu Presiden,

kalau mau, ibu balas surat aku ya.

Jangan ketahuan pengawal

nanti ibu tidak boleh pergi.

Aku yang jaga

supaya ibu tidak diganggu orang.

Ibu jangan takut.

Presiden kan punya baju tidak mempan peluru.

Ada kan seperti di filem?

Pakai saja.

Ibu juga bisa kurus

kalau jalan kaki terus.

Tapi tidak apa.

Sehat.

Jadi ibu bisa kenal orang-orang miskin

di negara Indonesia.

bisa tahu sendiri

tidak usah tunggu laporan

karena sering ada korupsi.

Sudah dulu ya.

Ibu jangan marah ya.

Kalau tidak senang

aku jangan dipenjara ya.

Terimakasih.

Dari

Abdurahman Faiz

Kelas II SDN 02 Cipayung Jakarta Timur

Puisi faiz untuk ayah dan bunda

AYAH BUNDAKU

Bunda

engkau adalah

rembulan yang menari

dalam dadaku

Ayah

engkau adalah

matahari yang menghangatkan

hatiku

Ayah Bunda

kucintai kau berdua

seperti aku

mencintai surga

Semoga Allah mencium ayah bunda

dalam tamanNya terindah

nanti.

BUNDA CINTAKU

Bunda

kau selalu ada di sisiku

kau selalu di hatiku

senyummu rembulan

baktimu seperti matahari

yang setia menyinari

dan cintamu adalah udara

yang kuhirup setiap hari

meski di dalam sedih

walau dalam susah

langkahmu pasti

jadikan aku insan berarti

terimakasih bunda cintaku

PENULIS

Ayahku wartawan

bundaku sastrawan

dan akulah dia

yang susah payah

mengumpulkan semua cinta

semua duka

menjadikannya untaian kata

yang kualamatkan

pada dunia

mungkin menjadi kebaikan

yang bisa dibaca siapa saja

dan sedikit uang

untuk kusedekahkan

pada fakir miskin

(Agustus 2003)

BUNDA KE AMERIKA

Sepucuk surat undangan sampai pagi ini

di rumah kami

untuk bundaku tercinta

dari universitas di Amerika

aku tahu bundaku pintar

juga amat berbudaya

tak heran bila ia diundang bicara

sampai ke negeri adidaya

ia adalah muslimah ramah

dengan jilbab tak pernah lepas dari kepala

sehari-hari berbicara benar

dan tak henti membela yang lemah

dari berita yang kubaca

Amerika penuh rekayasa

khawatir pun melanda

bila jilbab dijadikan masalah

Bagaimana bila bunda

tiba-tiba dianggap anggota alqaidah?

bukankah Presiden Amerika

menuduh dengan mudah

siapa saja yang tak dia suka?

Maka aku minta kepada Allah

agar bunda dilindungi senantiasa

bunda tersenyum dan memelukku

ia teguh pergi dengan jilbab di kepala

katanya: hanya Allah maha penjaga

(September 2003)

FAIZ

Nama lengkapnya Abdurahman Faiz, lahir di Jakarta, 15 November

1995. Pada usia 13 bulan mengalami retak di tempurung kepala

bagian belakang karena terjatuh dari sebuah kursi tinggi.

Dokter menganggap sebuah mukjizat ketika dalam perkembangannya

Faiz tak menunjukkan gejala gangguan otak atau kecerdasan. Ia

sempat dirawat 2 minggu di Rumah Sakit karena hal tersebut.

Sejak usia 2 tahun Faiz sangat suka bercerita dan bermain

peran. Ia pernah

berkata: "Bunda, aku mencintai bunda seperti aku mencintai

surga," ketika usianya baru 3 tahun.

Ya, sejak saat itu, setiap waktu, Faiz bisa tiba-tiba

mengeluarkan kalimat-kalimat puitis layaknya seorang penyair.

Namun karena tidak langsung ditulis, puisi-puisi itu banyak

yang tidak terdokumentasi (Faiz baru mulai mau menulisnya

pertengahan tahun 2001).

Saat Faiz tahu buku ini akan terbit, misalnya, ia spontan

berkata: "Bunda, engkau adalah puisi abadiku, yang tak mungkin

kutemukan dalam buku." Dan seperti biasa, sang bunda langsung

berseru, "Apa, nak? Tunggu, kamu harus menuliskan kalimat itu

Itu puisi yang sangat indah"

Pada usia 3 tahun pula ia bercerita dengan mimik serius

tentang temannya bernama Mimis. "Kasihan deh, Bunda. Mimis itu

ibunya tukang cuci, bapaknya satpam di mall. Ibunya

sakit-sakitan sampai batuk darah. Mall tempat bapaknya bekerja

dibakar dan dijarah orang banyak. Aku kasihan sekali padanya."

Tentu Bunda Faiz, Helvy Tiana Rosa yang juga seorang cerpenis

kebingungan. Seingatnya Faiz tak memiliki teman bernama Mimis.

Lagi pula anak itu bahkan belum masuk play group maupun TK.

Tapi Faiz terus bercerita. "Kasihan deh si Mimis itu. Kita

harus menolong dong, Bunda."

Akhirnya Sang Bunda berkata: "Faiz, mari kita tolong Mimis.

Dia tinggal di mana? Kok bunda belum tahu?"

Tiba-tiba Faiz tertawa gelak: "Bunda..... bunda" serunya

masih menahan tawa. "Mimis itu kan cuma teman khayalanku saja"

Rupanya ia sudah mengerti konsep teman khayalan. Tinggal

bundanya yang geleng-geleng kepala. Sejak kecil Faiz juga

sudah sering bertanya yang aneh-aneh kepada bunda, maupun

ayahnya: Tomi Satryatomo yang bekerja sebagai wartawan.

Misalnya: Ayah, mengapa angin itu tidak kelihatan? Mengapa

awan ada di atas? Kan kalau di bawah enak dijadikan tempat

tidur? Mengapa api dinamakan api? Mengapa laut asin? Mengapa

Tuhan hanya satu? Adakah orang tinggal di Bintang? Dan lain

sebagainya.

Menjelang usia 5 tahun, Faiz masuk ke TK Pelita di dekat

rumahnya. Setahun kemudian ia didaftarkan ke SD negeri. Tapi,

karena usianya belum 6 tahun, ia belum diterima. Baru pada

usia menjelang 7 tahun ia masuk di kelas I SDN 02 Cipayung

yang juga tak jauh dari rumahnya.

Aduh faiz sepertinya aku benar-benar jatuh hati pada ketulusan, keikhlasan,ketaqwaan, kepintaran dan kesederhaan dan kepolosan puisi-puisi mu yang membuat siapa saja tergugah dan sadar.

Seandainya jalan kupu-kupu itu masih ada pada ku

aku ingin kembali ke masa kecil ku

yang telah ku tinggal jauh ………..sekali disana.

Agar aku bisa terbang bebas

Berkelana menjelajah dunia

Mencari arti kehidupan hakiki

Menebar benih-benih cinta

Dan perdamaian

Abadi.

Merangkul saudara-saudara ku yang teraniaya

Membantu mereka dari keterpurukan

Aku ingin bercermin pada mu

Untuk mencari

Di mana jalan kupu-kupu ku

2 Comments:

  1. reni said...
    Aku dan Shasa sangat suka dengan Faiz. Bahkan Shasa mengkoleksi karya-2 Faiz lho...
    Dia memang anak yg hebat dan memiliki orang tua yg juga hebat..
    saboooyy said...
    aku juga suka banget sama abang Faiz. bahkan aku sampai mengkoleksi foto, dan membuat boigrafi tugas bahasa indonesia tentang abang Faiz.. hehehe

Post a Comment



Cerita sohib gue

yang nongkrongin blog gue

jumlah pengunjung