CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 10 Oktober 2009

Elegi

Bab 1

Ting...tong....ting....tong...suara bel berbunyi secara beruntun, membuat rasa penasaran untuk, melihat siapa yang iseng memainkan bel dipintu gerbang pada waktu begini.

Tumben jam segini udah main kesini, sambil melirik arloji dipergelangan tangan. Yang menunjukkan jam 10 pagi.

Sedangkan saat itu kos-kosan lagi sepi karena sebagian penghuninya sudah keluar untuk beraktivias,dan sebagian lagi masih dikamar sedang istirahat karena ada yang bekerja sampai dini hari.

Sambil melihat wajah riris yang suram dan lesu, menanti ku membuka gerendel pintu , setelah itu dengan langkah gontai mengayunkan kaki ke ruang tamu yang disediakan di luar rumah.

Ayo masuk, dengan langkah beriringan riris ku ajak masuk kekamar ku, Aduh lagi berantakan ris, Lagi banyak tugas yang harus ku selesaikan jadi agak berantakan begini. “Dengan suara pelan tapi masih bisa didengar riris berkata nggak apa-apa, yang penting masih ada ruang untuk ku dikamar ini.

kemudian mata ku tertancap pada tas yang dibawa nya.

Mau kemana pake acara bawa tas ransel segala, jangan katakan kamu kabur dari rumah. Tanyaku dengan rasa penasaran.

“nggak kabur kok aku hanya mau nginep disini beberapa hari, bolehkan may?”

Sambil menatap penuh selidik aku mencari jawaban yang pasti, tetapi hampa sepertinya riris tidak mau bercerita untuk saat ini.

Ku biarkan saja riris dengan keheningannya semantara aku , sibuk menyelesaikan tugas-tugas yang harus ku kumpulkan secepatnya.tapi kehadiran riris saat ini membuat perhatian ku jadi tersita sehingga aku tidak konsen untuk menyelesaikan tugas yang harus ku kumpulkan pada esok harinya.

Aku sama sekali tidak berani untuk bertanya, yang ku lakukan hanya menanti dengan perasaan was-was dan hati ku mulai menebak-nebak ada apa lagi ini?

“may!”

Aku menoleh. kulihat riris menatap ku dengan mata berkaca-kaca dan tak lama kemudian dia mulai terisak-isak, aku hanya bisa melongo melihat reaksi riris yang begitu luar biasa. Tidak biasanya dia cengeng begini, biasanya dia selalu ceria dan penuh rasa suka cita apa bila bertandang ke kos-kosan, dan hampir semua penghuni kos mengenali dan menyenangi tingkahnya yang ramah dan bersahaja serta raut wajah nya yang ceria.

Apa ada masalah yang besar membebani pundaknya atau ada sesuatu yang disembunyikan tanpa ada yang ku ketahui.

Sebenarnya apa yang terjadi pada mu. kalau memang kamu mau curhat katakan saja, mungkin aku bukan orang yang bisa menyelesaikan masalah mu, tapi aku berjanji akan menjadi pendengar yang baik untuk cerita-cerita mu. Jadi katakan saja apa yang membuat mu jadi sedih seperti ini.

Tapi pertanyaan yang ku ajukan dibiarkan sepi begitu saja,riris sama sekali tidak mengubrisnya. yang ada riris malah menangis tersedu-sedu, ku ayun kan kaki ku mendekati riris yang duduk di tepi ranjang sambil memeluk guling yang ada dikasur.

Kemudian aku mulai mengajak riris ngobrol, dan berharap dia benar-benar mengerti apa maksud ku. Tapi harapan ku tetap hampa dia masih menangis dan menangis. Jadi ku biarkan saja dia menangis sepuas hati nya mungkin dengan cara itu, beban yang berada dipundak nya akan sirna sedikit demi sedikit.

Sedang kan diri ku sendiri sibuk mencari jawaban sehingga tanpa sadar aku hanya bisa benggong disamping nya tanpa biasa melakukan apa-apa. Tiba-tiba kesabaran ku mulai sirna apa bila ku rasakan ada yang bergeser disamping ku.

~~~~~~~~~~~~~~~

1 Comment:

  1. reni said...
    Ceritanya keren mbak...
    Maaf baru sempat mampir setelah sekian lama absen....

Post a Comment



Cerita sohib gue

yang nongkrongin blog gue

jumlah pengunjung